Perbedaan KTS dengan Kurikulum 2013
I. KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
I.1. Pengertian KTSP
Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal
1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan atau sekolah (Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah
diberlakukan secara berangsung-angsur mulai tahun pelajaran 2006/2007, pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan definisi
tersebut, maka pihak sekolah diberikan kewenangan penuh untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum. Implementasi KTSP menuntut kemampuan sekolah
dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah lebih mengetahui tentang
kondisi satuan pendidikannya.
KTSP adalah kurikulum operasional yang
disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan
memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan
Standar Nasional Pendidikan ( BSNP ). KTSP terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus..
KTSP memupunyai beberapa landasan,
landasan tersebut adalah :
a. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
b. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
c. Permendiknas No. 22/2006 tentang
Standar Isi
d. Permendiknas No. 23/2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
e. Permendiknas No. 24/2006 tentang
pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan 23/2006
I.2 Tujuan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP
adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan. KTSP memberikan kesempatan
kepada sekolah untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkan KTSP
adalah
a. Meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan
kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian
warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengan bilan
keputussan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi
yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai.
I.3 Karakteristik KTSP
Pada KTSP, kewenangan
tingkat satuan pendidikan atau sekolah untuk mengembangkan dan mengelola
kurikulum lebih diperbesar. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya materi
pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan
kompetensi yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas
guru yang selama ini sangat banyak dan beban belajar siswa yang selama ini
sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi sekolah untuk mengembangkan
kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai sebuah konsep
dan program, KTSP memilikiKarakteristik sebagai berikut:
1) KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal. Dalam KTSP peserta didik
dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,
dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi yang terampil dan mandiri
2) KTSP berorientasi pada hasil
belajar (learning outcomes) dan keberagaman;
3) Penyampaian dalam pembelajaran
menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi;
4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif;
5) Penilaian menekankan pada proses dan
hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi (Kunandar,
2007:138).
Dalam KTSP hanya
dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru sendiri yang harus
menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi
daerah dan minat peserta didik. Oleh karena itu, dalam mengimplementasikan KTSP
di sekolah (kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih besar dalam
pengembangan kurikulum dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena
masing-masing sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan
pendidikannya. Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah
sangat bergantung pada kepala sekolah dan guru, karena dua
figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan menggerakkan berbagai
komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan
mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan
implementasi KTSP
I.4 Ciri-ciri Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap
sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi
lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan
kekhasan daerah.
Orang tua dan masyarakat dapat terlibat
secara aktif dalam proses pembelajaran.
Guru harus mandiri dan kreatif.
Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan
berbagai metode pembelajaran..
Beberapa ciri terpenting dari KTSP
adalah sebagai berikut :
1.
KTSP menganut prinsip
Fleksibilitas
2.
KTSP membutuhkan pemahaman
dan keinginan sekolah untuk mengubah kebiasaan lama yakni pada kebergantungan
pada birokrat..
3.
Guru kreatif dan siswa aktif.
4.
KTSP dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi.
5.
KTSP sejalan dengan konsep
desentralisasi dan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah )
6.
KTSP tanggap terhadap perkembangan
iptek dan seni.
7.
KTSP beragam dan terpadu
Dengan demikian, ide
dasar KTSP adalah mengembangkan pendidikan demokratis dan non monopolistik
dengan cara memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dalam
pengembangan kurikulum, karena masing-masing sekolah dipandang lebih tahu
tentang kondisi satuan pendidikannya.
II. Kurikulum
2013
II.1. Pengertian
Inti dari Kurikulum
2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum
2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa
depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa
depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa,
mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni,
dan budaya.
Melalui pendekatan itu
diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan
jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan
tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan
kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik
Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari
masyarakat.
II.2 Karakteristik dan Ciri Kurikulum
2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum
berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based
curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian
kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan
hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum
dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum
oleh seluruh peserta didik.
Kompetensi untuk Kurikulum 2013
dirancang sebagai berikut:
1. Isi atau
konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI)
kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi
Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk
setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses
pembelajaran siswa aktif.
3. Kompetensi
Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema
untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
4. Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah
sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi
Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu
semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam
Kompetensi Inti.
6. Kompetensi
Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus
dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI) atau satu kelas
dan satu mata pelajaran (SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum
seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran
dan kelas tersebut.
9. Mewujudkan
pendidikan berkarakter
Pendidkan berkarakter
sebenarnya merupakan karakter dan ciri pokok kurikulum pendidikan sebelumnya.
Dimana dalam kurikulum tersebut dituntut bagaimana mencetak peserta didik yang
memiliki karakter yang baik, bermoral dan mmemiliki budi pekerti yang baik.
Namun pada implementasi kkurikulum ini masih terdapat berbagai kekuragan
sehingga menuaiberbagai kritik. sehingga kurikulum berbasis kompetensi ini
direvisi guna menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa.
10. Menciptakan Pendidikan
Berwawasan Lokal
Wawasan lokal merupakan
satu hal yang sangat penting. Namun pada kenyataan yang terjadi selama ini,
potensi dan budaya lokal seaan terabaikan dan tergerus oleh tingginya pengaruh
buudaya modern. Budaya yang cenderung membawa masyarakat untuk melupakan cita-cita
luhur nenek moyang dan potensi yang dimilikinya dari dalam jiwa. Hal itulah
yang mendorong bagaimana penanaman budaya lokal dalam pendidikan dapat
diterapkan. Sistem ini akan diterapkan dalam konsep sintem pendidikan kurikulum
2013. Sistem yang dapat lebih mengentalkan budaya lokal yang selamaa ini
dilupakan dan seakan diacuhkan. Olehnya itu dengan sistem pendidkan kurikulum
2013 diharapkan pilar budaya lokal dapat kembali menjadi inspirasi dan
implementasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dihrapkan budaya lokal dapat
menjadi ciri penting dan menjadi raja di negeri sendiri dan tidak punah ditelan
zaman.
11. Menciptakan Pendidikan
yang ceria dan Bersahabat
Pendidikan tidak hanya
sebagai media pembelajaran. Tetapi pada dasarnya pendidikan merupakan tempat
untuk menggali seluruh potensi dalam diri. Olehnya itu, dengan sistem
pendidikan yang diterapkan pada kurikulum 2013 nantinya akan diharapkan dapat
menggali seluruh potensi diri peserta didik, baik restasi akademik maupun non
akademik. Maka dengan begitu pada kurikulum 2013 nantinya akan diterapkan
pendidikan yang lebih menyenangkan, bersahabat, menarik dan berkompeten.
Sehingga dengan cara tersebut diharapkan seluruh potensi dan kreativitas serta
inovasi peserta didik dapat tereksploitasi secara cepat dan tepat.
II.3 Pada Kurikulum 2013 ada
perubahan mendasar dibanding kurikulum sekarang, yaitu antara lain :
1) Untuk SD,
meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangi menjadi
6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
a.
IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia , Matematika,
dll
b.
IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll
c. Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni
Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
d.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
2) Untuk SD,
menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan
penilaian
3) Untuk SMP,
meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai
menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran
a.
TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri
sendiri
b.
Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya
c.
Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran
4). Untuk SMP, menambah 6 jam pelajaran per minggu
sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses
penilaian
II.4 Kelebihan dan Kelemahan
kurikulum 2013
1. Kelebihan Kurikulum
2013
a) Kurikulum 2013 menggunakan
pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual) karena berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer
pengetahuan.
b) Kurikulum 2013 yang berbasis
karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam
suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,
serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.
c) Ada bidang-bidang studi
atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih cepat menggunakan
pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
d) Lebih menekankan pada pendidikan
karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang
nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan
karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
e) Asumsi dari kurikulum 2013
adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa
cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
2. Kelemahan
Kurikulum 2013
a) Pemerintah seolah melihat
semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru
juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
b) Tidak ada keseimbangan antara
orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan
sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
c) Pengintegrasian mata
pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang
pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut
berbeda.
III. Perbedaan
Kurikulum 2013 dan KTSP
No
|
Kurikulum 2013
|
KTSP
|
1
|
SKL
(Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud
No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk
Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69,
dan 70 Tahun 2013
|
Standar
Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah
itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23
Tahun 2006
|
2
|
Aspek
kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
|
lebih
menekankan pada aspek pengetahuan
|
3
|
di jenjang
SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
|
di jenjang
SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
|
4
|
Jumlah jam
pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSP
|
Jumlah jam
pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
Kurikulum 2013
|
5
|
Proses
pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu
standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
|
Standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
|
6
|
TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai
media pembelajaran
|
TIK
sebagai mata pelajaran
|
7
|
Standar
penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
|
Penilaiannya
lebih dominan pada aspek pengetahuan
|
8
|
Pramuka
menjadi ekstrakuler wajib
|
Pramuka
bukan ekstrakurikuler wajib
|
9
|
Pemintan
(Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
|
Penjurusan
mulai kelas XI
|
10
|
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
|
BK lebih
pada menyelesaikan masalah siswa
|
Dari
segi aspek penilaian terhadap proses pembelajaran peserta didik, ada sedikit
perbedaan. Dimana pada kurikulum 2013 evaluasi (tugas,ulangan lisan atau
tulis,dll) terhadap peserta didik harus dilaksanakan pada akhir Kompetensi
Dasar yang diberikan. Misalnya jika ada 3 Kompetensi Dasar maka kegiatan
evaluasi akan dilakukan sebanyak 3 kali, namum proses dan alur serta aspek
penilaiannya sangat banyak karena seorang guru harus mampu mengontrol dan
menilai masing-masing individu dalam satu kelas yang ia ajar. Untuk arsip
evaluasi peserta didik harus dikumpulkan dan dikembalikan kepada peserta didik
baik di akhir semester ataupun diakhir taun.
Jika
kita melihat perbedaan dari segi penyusunan silabusnya dimana pada KTSP
penyusunan silabus dilakukan oleh pihak sekolah masing masing melalui MGMP
masing masing pelajaran namun pada kurikulum 2013 penyusunan silabus beserta
komponen di dalamnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan pada kurikulum 2013
terdapat komponen baru dalam silabus yaitu Kompetensi Inti (KI) yang masing-masing
mempunyai KD yang harus diterapkan dalam penyusunan RPP dalam mengajar. Berikut
perbandingannya. Dalam mata pelajaran Biologi kelas X, terdapat empat
Kompetensi Inti dan dimana kompentesi inti tersebut mempunyai KD masing-masing.
Kemudian KI beserta KD yang terdapat didalamnya dimasukkan ke dalam silabus
serta harus diterapkan dalam proses penilaian saat pembelajaran berlangsung.
Setelah melihat KI pada mata pelajaran
Biologi kelas X, ternyata Kompetensi Inti yang disisipkan adalah sama antara
kelas X,XI,dan XII.
KTSP:


Hal lainnya bisa dilihat dari raport
peserta didik yang sedikit berbeda dalam hal penyampaian nilai hasil belajar,
karena nilai yang diperoleh peserta didik akan dikonversi dengan ketentuan yang
telah ditetapkan pemerintah pusat (namun konversi nilai ini masih belum dapat
dipastikan kebenarannya karena sampai saat ini aturan konversi nilai masih
belum bisa dipastikan).
Kurikulum
2013

Kemudian jika ditinjau dari prosesnya
terdapat perbedaan dari kedua kurikulum tersebut, diantaranya:
1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan
adalah aspek kognitif, psikomotor, dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013
dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih dominan adalah afektif,
psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih
menonjolkan afektif dan psikomotornya.
2. Kurikulum 2013 sangat menekankan
penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan
afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap implemntasinya
cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
3. Aspek standar isi. Jumlah mata
pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum 2013 berkurang. Contoh:
untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi
yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke
pelajaran lain. Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah
pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu
belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang
signifikan terjadi pada penedekatan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran
yang pada awalnya menggunkan pendekatan behaviorisme dan kognitifisme, sekarang
mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru
di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru sebagai sumber
pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning).
5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum
KTSP 2006 penilaian yang dilakukan cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa
ada penilaian pada proses pembelajaran. Pada kurikulum baru ini, penilaian akan
di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio
terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.
Itulah
beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya terdapat
perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya
terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah
(Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada
siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini
mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).
Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah
implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang
diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan
kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas.
Setiap
kurikulum memiliki ciri khas dan karakteristik sendiri-sendiri. KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. Sedangkan kurikulum 2013 merupakan bagian dari
melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah
dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 dan KTSP mempunyai perbedaan
seperti KTSP mata pelajaran yang dirancang berdiri sendiri dan memiliki
kompetensi dasar sendiri sedangkan kurikulum 2013 mata pelajaran
yang dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi
dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas. Selain itu Perbedaan lain
terlihat pada kurikulum KTSP siswa SMA ada penjurusan sejak kelas XI sedangkan
kalau kurikulum 2013 siswa SMA tidak ada penjurusan SMA. Ada mata pelajaran
wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan Berkomentar dan saya memperbolehkan menyertakan link hidup ataupun link mati
Terima Kasih atas pesan dan kesannya :)